oh DILEMA LKM

puluhan kertas ada di depan mata saya, sejenak saya memikirkan kegunaan dari kegiatan ini.
LATIHAN KEPEMIMPINAN MAHASISWA
ya selama 3 hari kami akan di gembleng,  dituntut, katanya sih tujuannya pembentukan jiwa pemimpin, kerjasama teamwork, public speaking,sikap saling menhargai, pemecahan masalah konflik, saling menghargai dan lain sebagainya..
saya sedang merasakan pegalnya menulis makalah yang isi pembahasannya harus 15 lembar tulis tangan tegak bersambung dengan aturan margin dan font seperti menulis di microsoft word. tak bisakkah kita menuliskan sesuai karya kita, tak bisakah kita tak dituntut dengan peraturan seperti itu?
saya tidak keberatan dengan adanya acara LKM, Mos,Disarup. Disarkop, dan kegiatan lainnya di kampus saya tercinta.
tapi apakah esensi kami harus terkesan "dipaksa dan harus" dengan segala keterbatasan yang ada, dengan segala keuangan yang sangat minim, dengan otak saya yang tidak berorientasi pada kuliah tapi pada tugas itu.
mungkin kamu bisa bilang saya tidak profesional. tapi ternyata setelah saya telusuri... tugas-tugas pembuatan tas dari kardus, toga dari duplex beserta asesorisnya,makalah, nametag dan atribut lainnya yang menggunakan peraturan-peraturan khusus. tujuannya adalah "memang sengaja" dengan segala jadwal padat dengan keuangan terbatas kita dikuras untuk me "manage" itu semua.
dikuras untuk berpikir bagaimana dengan uang didompet yang cekat harus pula mengeluarkan untuk atribut tersebut, bagaimana mengatur waktu untuk belajar UTS sementara tugas LKM yang menumpuk.
ya esensi nya memang bagus, tujuannya memang bagus.. tapi saya merasa tradisi "mengharuskan dan terkesan memaksa" haruslah dihilangkan.pelaksanaan ini kurang "sesuatu" untuk kami, ter khusus mahasiswa dengan jurusan PGSD dan PGPAUD.
saya tidak merasa ini perploncoan, saya merasa kegiatan ini sangat berguna.
yang saya tekankan adalah "apakah kita bisa berkarya sedikit? sementara di satu sisi kita harus menjadi pemimpin yang berkarakter dan berkualitas? sementara kita diatur dan diwajibkan jika tidak mendapat hukuman?"

setiap orang mempunyai bidang masing-masing.

kamu bisa bilang saya hanya bisa kritik, banyak omong... tapi izinkan saya untuk sedikitnya menuliskan solusi.
1.tas dari kardus untuk tidak adanya perbedaan diantara kalian. kata yang terhormat kaka tingkat.
biaya 1 tas tak dapat saya hitung tapi jika saya jumlahkan untuk atribut umum itu sekitar Rp. 45.000,- beserta toga,nametag, buku, dan sebagainya.
5 hari untuk membuat 1 kelompok. beserta buang waktu. buang tenaga.tidak efektif.bukankah seorang pemimpin harus membuat keputusan yang efektif?
dan saya yakin tidak akan keberatan jika tas biasa pun kita pakai bisa...

2. saya setuju untuk toga, tapi mengapa angkatan sebelumnya tidak memakai toga?
 sebenarnya saya setuju saja jika tidak dalam suasana uts.

3. buku.makalah. kenapa kita tidak berkreasi sesuka hati dan mempresentasikannya?
bukankah itu termasuk melatih public speaking????


ya mungkin saya berharap esensi dari LKM ini tidak hilang tapi bisa menggunakan cara cara diskusi untuk memecahkan suatu masalah. memancing kita untuk berargumen bukan dengan kesan "marah dan jutek" tapi dengan kesan "hayuk silahkan diskusi"
saya takut ini berdampak ketika kita mengajar. kita seorang calon guru SD dan PAUD bukan untuk belajar dengan teriakan dan pemaksaan tapi dengan kasih sayang dan pendekatan, cobalah latihan kepemimpinan mahasiswa ini lebih menonjolkan sikap demokratis.
saya tahu banyak toleransi di kegiatan ini... tapi dengan adanya rasa "ketakutan" dari kami seharusnya ada intropeksi untuk pelaksanaan tahun berikutnya, terutamas untuk angkatan saya. yang harus bisa membawa perubahan tersebut.

tapi tanpa kaka tingkat kita takkan bisa seperti ini, terimakasih untuk kaka tingkat yang telah mendidik kami :-)

Tidak ada komentar:

Semoga kita kuat dan mampu

Tak ada cara yang lebih sempurna dari menerima rasa sakit itu sendiri. Seperti ketika kamu jatuh karena gravitasi, biarkan saja jatuh. Jik...