hangat kembali

Selasa, 29 september 2015
                Kesan dari saya sendiri adalah menyebalkan. Bukan natural tapi memang karena membuat suasana panas hehehe saudara kami Kiki berulangtahun sekaligus hari yang berkah menurut saya, kesempatan untuk saya dan teman saya yang lainnya untuk mengungkapkan isi hati yang selama ini selalu terpendam dongkol di dasar hati, meskipun kalau inget jadi jijik sendiri, kok gue alay banget ya? Wkwk :D
 Alhamdulillah tawa canda kebersamaan kembali tercipta di padepokan, aura kehangatan mengalir di setiap anggota keluarga Roket D. satu waktu namun menguras emosional. Terimakasih kepada Herna yang mengerucutkan masalah inti dari keluarga ini.
Dinamika memang, kalau dalam suatu hubungan masalah itu “bumbu”. tapi justru ini adalah titik  intopeksi. Tugas-tugas yang membuat pusing kepala, kegiatan kampus yang menguras tenaga, urusan-urusan pribadi yang memerlukan waktu, bukanlah alasan untuk bersifat individual dalam makna “kumaha aing”. Setiap manusia memiliki sifat egois tapi dari berbagai keluarga saya belajar bagaimana menekan keegoan itu, bagaimana kebersamaan jauh lebih membuat hati tenang daripada kekeuh merasa puas dengan sifat egois saya.
Alhamdulilan, Edit yang biasanya memiliki dunia sendiri pun membuat hati saya senang dengan tawa nya yang menggelitik, Epin yang mengklarifikasi masalah yang dahulu membuat saya tersenyum bangga karena masalah-masalah terselubung akhirnya bisa bersih kembali. Engken dengan air matanya membuat saya tersentuh melambangkan di hati kita masing-masing tetap ada sesuatu yang membuat saya ingin merangkul dan mengingat masih ada sandaran dan bahu ketika saya terjatuh atau memikirkan mimpi-mimpi gila.
“mute kelas D mah bagus ya keliatan kompaknya, jalan-jalan terus ya? Keren” kata teman saya.
“Alhamdulillah” ucap saya. (dalam hati, nggak tau aja masalah di dalamnya)
“ah nanti juga semester 2 nggak gitu lagi. Udah mulai keliatan nanti individualnya.. mulai mikirin diri sendiri..” katanya.
“wah masa sih?” kata saya sedikit berontak. Karena waktu itu kita masih harmonis, yang menurut pemikiran saya kayak nggak mungkin.
“iya… liat aja nanti kan aa yang ngalamin. Tingkat 3 apalagi, tingkat 4? Kitu we… “katanya lagi.
Saya termenung, mungkin dia berbicara berdasarkan pengalaman.
“semoga aja tetep gini a..” kataku sambil tersenyum canggung.
“iya.. nggaktau kalau kelas kamu mah”
Percakapan kami selesai. Namun respon do’a dilantunkan dari bibir saya semoga Roket D tetap meroket di berbagai aspek dalam kebersamaan. Ingatan  saya kemarin tiba-tiba terlempar pada percakapan tersebut, dan saya yakin ukhuwah dari keluarga ini sangat kuat. Biarlah dinamika ini menjadi bumbu dari hubungan hangat kita namun tetap dalam hati yang tertaut. Berbicaralah ketika ada yang harus dibicarakan, realisasikan bersamalah ketika ada mimpi yang harus kita gapai, dan jika salah satu dari kita ada yang terpuruk tetap saling membuat saudara itu tetap berjalan tegak dengan rangkulan motivasi.

Manfaatkan, tidak semua orang berkesempatan mempunyai ukhuwah yang luar biasa seperti kita. Karena kita marah, kesal, senang, bertengkar, tertawa dan berbagai emosional yang muncul dalam hubungan ini menunjukkan bahwa kita dalam satu atap yang sama yaitu keluarga ROKET D J

Tidak ada komentar:

Semoga kita kuat dan mampu

Tak ada cara yang lebih sempurna dari menerima rasa sakit itu sendiri. Seperti ketika kamu jatuh karena gravitasi, biarkan saja jatuh. Jik...