Rindu Ibu

Tahun 1976 yang lalu Allah SWT. mentakdirkan seseorang untuk hadir ke dunia. seseorang yang memiliki arti besar pada hidup saya, seseorang yang cantik dan baik hatinya. seseorang yang saya cintai, seseorang yang paling multitalenta dan paling ingin saya bikin sulit untuk hidup saya.
20 tahun kemudian ia melahirkan putri sulungnya. setelah sebelumnya selama 9 bulan susah payah membawa perut besar kemana-mana karna rahim yang mengembang  500 kali lipat dari ukuran normal untuk menampung putrinya, kemudian menjaga makanan, meminum susu, memakan ramuan ini-itu yang tak bersahabat di lidah demi kebaikan putrinya.
kemudian beliau harus rela kehilangan darah sebanyak 500 ml selama proses kelahiran, dan ia berhasil melewati penderitaan di atas rata-rata, manusia hanya mampu menahan sakit sebanyak 45 del, ketika ia melahirkan ia mengalami 57 del sama dengan rasa sakit akibat 20 tulang dipatahkan bersama-sama.
nggak kebayang kan? belum ngerasain saya juga :)
saya sadar, perhitungan umur dari orok pun saya tak akan pernah bisa mengganti jasanya dengan hidup saya sekalipun.
kemudian tiap malam ia harus bangun untuk memberikan ASI, setiap waktu harus mengganti popok yang dipenuhi kotoran saya, memandikan dengan penuh hati-hati, menonton video cara memijat bayi kemudian dengan lembut dan telaten putrinya di pijat (saya melihat kebiasaan ibu memijat ketika adik saya bayi, saya yakin ia melakukan hal tersebut kepada saya) dan hal-hal lain yang menyentuh hati.
kemudian menginjak balita, cerita-cerita nabi ia ceritakan, buku-buku cerita ia belikan, mainan yang sepele sampai mahal ia belikan, lego, puzzle, barbie, sampai mobil remote control. kemudian ia mengajarkan mengaji, tiap pagi di dengarkan ceramah dari kaset, hal-hal yang membuat saya tak malu untuk bersosialisasi di teman sebaya. hal-hal yang sungguh berguna di hidup saya sampai sekarang.
bukan hanya ibu, ia adalah perempuan cantik yang ceria dan suka tertawa. seorang ibu yang bisa menjadi sahabat, ibu yang bisa saya andalkan, ibu yang cerewet dan suka teriak, ibu yang rame dan hebring, ibu yang tak suka saya bicara kasar, ibu yang selalu mendoakan saya diam-diam diantara sujudnya, ibu yang selalu saya harapkan bisa melihat anaknya wisuda dan menikah, ibu yang selalu saya doakan sehat, ibu yang selalu saya marahi ketika dia gendut, ibu yang selalu kusebutkan dalam doa semoga beliau dan bapak bisa dibahagiaan oleh anaknya yang banyak minta ini, yang suka nyeleneh, yang tomboy.
20 tahun lalu, saya jatuh cinta pada pandangan pertama.
IBU.
hanya maaf dan terimakasih yang bisa saya sampaikan kepadamu, meskipun lidah kadang kelu mengucapkan kata-kata romantis, tapi sejatinya ibu akan selalu tahu hati anaknya betapa saya sangat sangat sangat mengagumi dan menyayangimu.
terimakasih, karena tidak pernah melarang ini-itu dan selalu percaya kepada putrimu.
doakan yang terbaik untuk putrimu, prioritas cita-cita saya ingin membuat Ibu bahagia, memberikan hal-hal yang kau inginkan, selebihnya ridho-mu adalah ridho Allah Swt. juga.
I LOVE YOU. Barakallah Ibu Rani :)
Ahabbakalladzi ahbabtani lahu” 
(Semoga Allah mencintaimu yang telah mencintaiku karena-Nya)
ps : doakan juga cepet-cepet dapet besan dan mantu ya mak :)



Tidak ada komentar:

Semoga kita kuat dan mampu

Tak ada cara yang lebih sempurna dari menerima rasa sakit itu sendiri. Seperti ketika kamu jatuh karena gravitasi, biarkan saja jatuh. Jik...