----
Telat
banget sih untuk nulis karena kemarin-kemarin emang masih adaptasi. Jadi cuma
nulis iseng aja di catatan kecil tentang dari awal perjalanan di Bangkok. Dan
ada juga yang nanya gimana proses keluar negeri ini hehehe. dari dasar itu, Aku
coba nulis ya. Karena katanya, yang abadi itu tulisan :D
Semoga
tulisan ini bisa menginspirasi teman-teman semua. Maafkan jika penulisan ini
kurang enak dibaca dan lebih kayak curhat hehe.
Jadi
gini ceritanya, sebenarnya nggak ada yang spesial kok. Tetap, karena Allah yang
nakdirin semuanya. Karena waktu itu, udah pasrah banget mau total aja ngajar di
Tasik. Ternyata, Allah kasih kesempatan buat dapet pengalaman di lain tempat.
Waktu
semester muda dulu, emang sempet mupeng (muka pengen) gitu ngeliat kakak
tingkat yang KKN-PPL selama 5 bulan di Thailand. Kayak, wow! Mereka fighter banget gitu, ngeliat teh Anisa,
kang Tantan, dan yang lainnya. udah mah emang Aku suka banget hal-hal yang beda
dan menantang, jadi langsung do’a “I will
be there, soon!”. Tapi, pas ditunggu-tunggu ketika semester 5, nggak ada
kabar banget tentang program KKN-PPL ini huhuhu L
Akhirnya,
Aku pun KKN di daerah Purbaratu Tasikmalaya.
Tiba
saatnya kontrak mata kuliah PPL. Waktu itu emang udah ada desas-desus di grup
angkatan plus dosen kalau ada program PPL di luar negeri, tapi di Malaysia.
Yaudah, daftar dong. Muthia Hilfah. Widih, daftar aja duluk :D
Waktu
itu, lagi fokus banget jadi pimpinan produksi di pentas akbar teater, salah
satu amanah terbesar sepanjang Aku berorganisasi. Seingatku, ada belasan orang
yang berminat PPL-LN ini. Aku juga kurang tahu ini program dari mana, karena
memang terkesan bias sekali, kabarnya pun simpang siur.Sudah lupa juga tapi
tetap ngobrol aja gitu ke Allah “ini benaran nih nggak akan dikasih kesempatan
tahun ini? yaAllah kepengen” hahaha maapin anaknya ngotot.
Terus
akhirnya ada pemberitahuan kedua mengenai seleksi PPL-LN, disuruh ngisi
formulir dan dikasih tau biaya yang harus ditanggung. Tapi waktu itu, Aku lagi
fokus banget ke pentas akbar, jadi nggak kepikiran megang hp juga. Gabuka grup
grup kayak gitu, yang dibuka cuma chat yang berhubungan sama kepentingan
pentas. Waktu itu Cuma kepikiran “yaudah kalau emang rejeki akan
diberangkatkan, sekarang fokus pentas dulu”. Nggak, nggak ngirimin formulir.
Pupus sudah harapanku………….
Selesai
euphoria pentas Aku kembali sibuk dengan persiapan PPL, amanah di organisasi
juga di copot satu-satu. Kemudian, waktu itu lagi galau aja terus beres-beres,
nyuci piring biar capek, pokoknya gimana caranya nanti malam cepet tidur.
“mut?”
“ya?”
Ngeberentiin
musik.
Kemudian
mengalirlah tawaran yang kedengarannya mustahil itu, soalnya emang nunggu kabar
burung banget sedangkan PPL di depan mata. Dosenku nawarin akuu untuk nunggu
kabar dari pihak P2JK agar Aku bisa berangkat ke Malaysia, padahal Aku tahu,
kesempatan itu sudah di isi oleh 2 orang. Sahabatku sendiri.
“kamu
mau kan? Tunggu kabar ya, berangkat ya bener?”
Aku
ngangguk sambil ngebilas piring yang dicuci.
Sebelum
ke orangtua, Aku sempet diskusi juga sama teman dekat dan dia bilang “nggak ada
alasan yang bikin Aku nggak berangkat”. Oke. Pas izin ke orang tua juga kayak
dapet lampu hijau gitu.
Setelah
berbicara mengenai kelebihan kekurangan Aku PPL di luar negeri, akhirnya
orangtua Aku bilang lakukan aja yang terbaik menurut Aku. They’re open minded.
Setelah
H-3 hari pembekalan PPL, Aku dihubungi dosen tersebut.
“mut
segera buat passpor ya”
Hah?
Jadi nih?
“tapi
ke Bangkok ya, tetap mau kan? Nggak beda jauh kok”
Hah?
Bangkok? Mario maurer?
“ehhh
bentar bu izin dulu orang tua!” kataku refleks teriak.
Dia
ketawa.
“santai
aja mute, santai”
Aku
mikir-mikir lagi sih, kalau Malaysia kan nggak beda jauh kayaknya dari segi
bahasa, kultur, dan makanan. Ini Bangkok?
Yaudah
deh solat disitu, tapi ternyata yakinnya berangkat guys…..
Emang
orangnya suka tantangan gitu L
Aku
kayak punya pikiran, kayaknya kalau nggak maksain nggak akan tercoret tuh
impian ke luar negeri, kapan lagi sih? 22 tahun itu target Aku ke Jepang, ya
sebentar lagi sih… meskipun bukan Jepang seenggaknya luar negeri wkwkk norak
banget ya.
Gitulah
galau hatinya.
Yaudah
akhirnya keesokan harinya, Aku bilang orangtua. Mereka juga tetap ke keputusan
awal. “silahkan aja kamu yang tahu kebaikan kamu”.
Oke
dengan waktu terbatas itu. Aku konfirmasi ke dosen kalau Aku siap-siap aja tapi
belum buat passport.
Aku
buat passport selama 9 hari karena terpotong sabtu minggu dengan segala drama
yang Aku hadapi. (mungkin akan aku bahas di chapter lain)
Waktu
pembekalan PPL dahulu, sebenarnya sudah diumumkan kalau Aku memang akan PPL di
Thailand, tapi karena belum ada kepastian tanggal berangkat jadi nya di suruh ngajar dulu di SD Tasik. Di
SDN Sukamulya ini Aku benar-benar belajar persiapan mengajar disana. Buat RPP,
nulis sambung RPP, dan sharing mengenai kegiatan disini.
Surat
tugas dari Rektor sudah dikantongi, tiket pesawat juga sudah dikantongi.
Yap
this time to my first trip to other country :D
Setelah
pamitan ke dosen pembimbing, kapordi, wadir, direk, dan teman-teman.
Berangkatlah AKu sendiri ke Bandung menggunakan Elf dengan koper gede, tas
gendong dan tas kecil.
Kenapa
Aku bisa berani?
Karena
Aku percaya, selalu ada orang-orang baik disekitar kita.
Selalu
ada.
Allah
nggak akan membuat kita susah. Tapi realistis juga dengan biaya ya.
Alhamdulillah, uangku rasanya cukup dengan kadar hemat.
Aku
menginap di rumah temanku yang bernama Lilis, dia sekarang teman sekamar di
Bangkok. Besoknya kita berangkat dari jam 9 dari Bandung ke Bandara Soekarno
Hatta-Cengkareng, (disini ada cerita lucu dari temanku Nadin, dia tertinggal
pesawat dan harus menambah biaya pesawat untuk bisa berangkat keesokan
harinya).
Kami
sudah check-in bagasi dari pukul 14.45, setelah menunggu nadin tetapi belum
kunjung datang karena ada halangan.
Jam
16.45 kami terbang menuju Thailand selama 3 jam setengah.
Beautiful
journey :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar