gelisah~

padahal telah kuhalau rasa yang kutakutkan sesaat ini, dan Aku mampu untuk mendongakkan kepala ketika ia membuatku tersipu, Aku bisa tertawa lucu ketika mendengar lontaran ledekan yang menurut pikiranku itu tak bermakna, hanya beberapa kata lugu.
tapi Aku terlalu tahu sahabatku. mereka bilang itu serius. Aku tak pernah merasa karna ia tak pernah sama sekali mencungkil gembok obrolan sensitif itu.
Aku yang menganggapnya seperti yang lain
Aku yang telah memukul rata perlakuanku
Aku yang kadang kala bersikap cuek
namun, jujur saya ada rasa yang ingin membuncah, ada rasa ingin kulontarkan kalimat perduli dan kalimat perhatian yang kutunjukkan pada sahabat yang lain.
tapi lidah ku kelu. tak sanggup karena Aku terlalu gengsi untuk bertanya seperti itu. Aku selalu takut persepsi mu yang kupikir kau mungkin beranggapan Aku aneh.
lalu telah kuselipkan pandangan pandangan harap padamu yang Aku pun tak tahu darimana datangnya wahai rasa yang bergema pada sanubari.
seperti penyakit hati.
candaan kita, obrolan panjang kita, lontaran kalimat yang mengundang tawa, hilang sebentar saja.
tapi Aku mulai gelisah. Aku yang merasa tidak enak hati melihat raga mu yang berdiri tegak tanpa menyapa jiwa yang terasa hampa ini. Aku.

ternyata Aku gagal. Aku memiliki sebuah rasa yang tak sementara, sebuah rasa yang memuakkan karena Aku tak ingin memilikinya sekarang, mungin Aku terlalu muluk karena disaat yang sama Aku tahu siapa yang kau nantikan dalam hidup kamu nanti. seseorang yang katanya tahu kamu luar-dalam. seseorang yang selalu kau bayangan untuk memeluknya.

kepada siapa lagi Aku bersandar? tentu saja pada sang pencipta. seberapapun Aku kuat menahan gengsi. Aku tetap menangis dihadapannya tentang perasaan ini. perasaan cemburu dan kesal terhadapmu. Tuhan memang sang kuasa yang bisa membolak-balikan hati manusia.
 biarlah. biarlah Aku tetap menjadi yang mendongakkan kepala padahal rasanya tubuh terseok ketika berbincang dengan Tuhan .
terimakasih Aku mampu ber akting didepanmu......
dan tolong jangan jadi sutrada yang terus terusan menuntutku memandang mu.

1 komentar:

Wahab Saputra mengatakan...

Sebaik-baiknya tempat mengadu saat gelisah ialah Allah S.W.T

Semoga kita kuat dan mampu

Tak ada cara yang lebih sempurna dari menerima rasa sakit itu sendiri. Seperti ketika kamu jatuh karena gravitasi, biarkan saja jatuh. Jik...